Pengelolaan Fiskal Indonesia Terlalu Konservatif
Penulis : Dwi Bayu Radius | Minggu, 11 November 2012 | 23:04 WIB
PALANGKARAYA, KOMPAS.com -- Pengelolaan fiskal Indonesia dinilai terlalu konservatif. Indonesia sebenarnya memiliki kesempatan lebih besar untuk maju jika fiskal tak dikelola dengan cara itu. Bila fiskal bisa dikelola lebih progresif, pembangunan infrastruktur akan lebih pesat.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Aburizal Bakrie menuturkan, belum lama ini ia berkunjung ke Bandara Kuala Namu, Medan, Sumatera Utara. Pembangunan bandara hampir selesai namun jalan mulus menuju pusat kota belum dibangun. "Saat ditawarkan kepada swasta, tidak ada yang berminat karena payback period (periode pengembalian dana terlalu lama)," kata Aburizal, Minggu (11/11/2012) di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Kondisi itu merupakan contoh bahwa fiskal masih dikelola secara konservatif. Karena itu, pemerintah daerah setempat harus membangun infrastruktur.
"Saya meminta pengelolaan fiskal Indonesia tidak terlalu konservatif. Kalimantan Tengah juga membutuhkan pelabuhan dan rel kereta untuk mengekspor batubara," katanya.
Menurut dia, infrastruktur yang tak bisa dikerjakan swasta karena periode pengembalian dana terlalu lama harus dilakukan pemerintah.
"Pengelolaan fiskal harus lebih progresif namun sikap hati-hati harus tetap diperlukan untuk menjaga kestabilan ekonomi," ujarnya.
Aburizal mengemukakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,5 persen per tahun dinilai belum cukup baik untuk menjadi negara maju sebelum tahun 2045. " Kalau tanpa pembangunan infrastruktur, tak mungkin ekonomi bisa tumbuh lebih dari enam persen pada tahun-tahun mendatang," paparnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pengelolaan Fiskal Indonesia Terlalu Konservatif
Dengan url
http://thatendangerdiets.blogspot.com/2012/11/pengelolaan-fiskal-indonesia-terlalu.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pengelolaan Fiskal Indonesia Terlalu Konservatif
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pengelolaan Fiskal Indonesia Terlalu Konservatif
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar