Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Peterhansel Jaga Posisi Teratas

Written By komputer emanbelas on Senin, 14 Januari 2013 | 00.44



Reli Dakar


Peterhansel Jaga Posisi Teratas





Penulis : Emilius Caesar Alexey | Minggu, 13 Januari 2013 | 23:57 WIB













TUCUMAN, KOMPAS.com - Dibatalkannya hasil lomba pada etape kedelapan Reli Dakar, dari Salta ke Tucuman, Argentina, Sabtu (12/1/2013), membuat juara bertahan Stephane Peterhansel tetap menempati posisi teratas.


Namun, posisi juara empat kali Reli Dakar itu masih belum aman karena rival terdekatnya, Nasser Al-Attiyah yang kini menempati posisi kedua hanya terpaut tiga menit 14 detik dari Peterhansel.            


Peterhansel mengawali lomba dengan buruk karena salah mengambil jalan. Dia bersikeras mengikuti jalur sepeda motor dan ternyata bukan jalur yang tepat bagi mobil.            


Kesalahan navigasi  membuat pereli Perancis itu melenceng lima kilometer dari jalur dan kehilangan waktu sembilan menit. Hal itu membuatnya berada tiga menit di belakang Al-Attiyah. Al-Attiyah yang berencana mengambil-alih pimpinan lomba melaju mulus usai start. Namun, juara Reli Dakar 2011 itu terjebak di tepi sungai yang meluap.


"Semua berjalan lancar bagi kami usai meluncur dari garis start. Tiba-tiba, kami terjebak di tepi sungai dan   air terus meninggi sampai  tiga meter. Kami melihat tidak mungkin bagi kami untuk terus maju dan menyeberangi sungai," kata Al-Attiyah.


Pada saat yang hampir bersamaan, puluhan pereli mendekati lokasi yang sama dan mereka ikut terjebak di tepi sungai. Beberapa pereli lainnya mencari jalan lain yang dapat digunakan untuk menyeberangi sungai dan melanjutkan lomba.     


Guerlain Chicherit menjadi pereli tercepat yang dapat menembus finis di kilometer ke-183. Peterhansel berhasil finis di urutan keempat dengan terpaut 12 menit 15 detik dari Chicherit.            


"Saya tidak merasa rugi dengan pembatalan lomba di etape itu. Pembatalan itu justru meniadakan kehilangan waktu sembilan menit di awal etape ini," kata Peterhansel yang pernah menjadi juara Reli Dakar enam kali dengan sepeda motor. 



















00.44 | 0 komentar | Read More

Sumatera Selatan Gelar Festival Songket Nasional


Salah Satu Pengrajin Kain Songket Tengah Menyelesaikan Pekerjaannya

Salah Satu Pengrajin Kain Songket Tengah Menyelesaikan Pekerjaannya (sumber: zoneindo)




Festival songket itu bertujuan untuk melestarikan kain hasil tenunan dari masyarakat

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan menjadi tuan rumah pelaksanaan festival songket pada pertengahan 2013.

Festival songket itu bertujuan untuk melestarikan kain hasil tenunan dari masyarakat terutama di daerah ini, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Toni Panggarbesi kepada wartawan di Palembang, Minggu (13/1).

Menurut dia, kegiatan tersebut nantinya akan diikuti peserta dari seluruh Indonesia, terutama bagi daerah yang memiliki tenun songket.

Selain itu pihaknya akan mengundang negara-negara anggota ASEAN untuk berpartisipasi dalam festival songket tersebut, kata dia.

Toni Panggarbesi menambahkan, peserta dari luar negeri kemungkinan akan hadir dari Malaysia karena negara tetangga tersebut rutin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di Sumsel.

Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mempromosikan hasil usaha pertenunan tradisional Sumsel berbahan dasar benang sutra dan benang emas itu kepada daerah lain.

Dengan dipromosilkannya kerajinan tradisional khas daerah maka masyarakat umum akan semakin tertarik untuk mengetahui, ujar Toni Panggarbesi.

Festival yang baru pertama kali dilaksanakan itu diharapkan mampu menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke daerah itu.

Meskipun Sumsel menjadi tuan rumah festival, tetapi pendanaan bersumber dari APBN dan daerah ini hanya bersifat membantu.

Yang jelas dengan dilaksanakannya festival tersebut masyarakat akan lebih mengenal tentang songket, khususnya yang dihasilkan Sumsel dan nusantara umumnya, kata dia.

Mengenai tempat pelaksanaanya sendiri direncanakan di Dekranasda atau hotel berbintang, tambah dia.

00.15 | 0 komentar | Read More

Gerindra: Vonis Angie Adalah Korupsi Keadilan Rakyat


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai putusan majelis hakim yang memvonis Angelina Sondakh dengan hukuman 4,5 tahun penjara telah mengkorupsi rasa keadilan rakyat.


"Ini preseden buruk bagi pemberantasan korupsi di Indonesia, dan sebuah langkah mundur," kata Fadli dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (13/1/2013).


Dia mengatakan penilaian hakim bahwa Angie tidak wajib mengembalikan uang kepada negara, hal itu jauh dari akal sehat apalagi nurani kebenaran. Menurut dia, di dalam pasal 18 Undang-Undang Tipikor mengatur tentang pengembalian kepada negara atas uang hasil korupsi.


Menurut Fadli, kasus Angie itu menandakan hukum belum bisa cerminkan rasa keadilan rakyat, malah melukai nurani keadilan masyarakat Indonesia. Bagaimana bisa, kata Fadli, sudah terbukti korupsi dan menerima uang, tetapi tidak diminta mengembalikan uang kepada negara.


Bahkan hukumannya tidak lebih dari hukuman maling ayam yang vonis ancamannya 5 tahun penjara. "Maling ayam saja ancaman vonisnya 5 tahun penjara sedangkan korupsi Rp 2,5 miliar dan 1,2 juta dollar AS, hanya divonis 4,5 tahun penjara," katanya.


Dia menilai putusan itu tidak memberikan efek jera bagi koruptor. Tetapi menurut Fadli cenderung permisif terhadap praktik korupsi di Indonesia dan korupsi akan makin trendi.


Jika ingin memberikan efek jera, menurut Fadli, koruptor harus dimiskinkan dengan menyita hartanya seperti dilakukan di hampir semua negara lain. Dia menegaskan jika korupsinya sampai taraf merugikan rakyat secara masif, koruptor bisa dihukum mati.


"Kami mendukung KPK untuk terus berantas korupsi tetapi yang penting jangan tebang pilih dan tanpa pandang bulu. Korupsi telah memiskinkan rakyat Indonesia," katanya.












00.09 | 0 komentar | Read More

Nelayan Tak Melaut, Ikan Jadi Langka




Gelombang Tinggi


Nelayan Tak Melaut, Ikan Jadi Langka





Minggu, 13 Januari 2013 | 17:02 WIB













KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA


Ilustrasi: Perahu nelayan ditambatkan di Pantai Nambangan, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Surabaya, Kamis (10/1/2013). Cuaca buruk membuat sebagian besar nelayan di daerah tersebut memilih tidak melaut.




TERKAIT:





 JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa pedagang ikan tidak menjual banyak jenis ikan di tempat dagangan mereka di Pasar Regional Jatinegara, Jakarta, Minggu (13/1/2013).


Menurut seorang pedagang ikan, Siti, sekarang ikan susah didapat karena nelayan tidak melaut akibat gelombang tinggi di laut.


Cuaca yang tidak stabil saat ini berdampak besar kepada para penjual ikan di pasar. Gelombang tinggi di laut membuat nelayan penangkap ikan tidak berani melaut saat ini.


Akibatnya, ikan di pasaran menjadi langka. Kalaupun ada, harganya mahal. Hal itu dikeluhkan beberapa pedagang ikan.


Ida, pedagang ikan, mengatakan, di Muara Baru, tempat dia biasa membeli ikan, sekarang jumlah ikan yang ada sedikit.


Kalaupun ikannya ada, harganya mahal. Oleh karena itu, Ida memilih tidak menjual terlalu banyak jenis ikan.


Sesuai dengan hukum ekonomi, saat pasokan berkurang sementara permintaan tetap atau meningkat, harga barang akan cenderung naik. Begitu pula yang terjadi pada komoditas ikan saat ini.


Harga ikan bawal yang semula Rp 11.000 per kilogram (kg) naik jadi Rp 15.000 per kg. Harga ikan bandeng naik dari Rp 15.000 per kg jadi Rp 17.000 per kg.


"Kalau saya ambil banyak juga susah karena sekarang konsumen menurun akibat harga naik," kata Ida.


Sementara itu harga udang masih stabil, sekitar Rp 40.000 per kg. "Udang lebih stabil karena tidak diambil dari laut, tetapi dari tambak," kata Ida. (K04)






Editor :


Tjahja Gunawan Diredja
















00.02 | 0 komentar | Read More

Jenazah Terakhir Dievakuasi, Korban Tewas Dibawa ke RS Fatmawati





Jenazah Terakhir Dievakuasi, Korban Tewas Dibawa ke RS Fatmawati





Penulis : Robertus Belarminus | Minggu, 13 Januari 2013 | 21:54 WIB













JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah berusaha di medan yang sulit dan di bawah rintik gerimis, petugas proyek dan aparat kepolisian akhirnya berhasil mengambil jenazah Jalil (45), salah satu dari tiga korban tewas dalam kecelakaan patahnya crane proyek pembangunan apartemen Green Lake View, Jalan Dewi Sartika RT 02 RW 09, Ciputat, Tangerang Selatan.


Jalil dievakuasi sekitar pukul 20.40. Dua korban lain, yakni dan Yoto (30) dan Leman (50), sudah terlebih dulu dievakuasi dari lokasi kejadian. "Ketiga jenazah dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati," kata Kapolsek Ciputat Komisaris Polisi Alip saat ditemui di lokasi kejadian Minggu (13/1/2013) malam.


Menurut dia, salah satu korban luka, yakni Wanto (25), masih harus menjalani perawatan.


Alip mengatakan, keluarga korban juga sudah diberi tahu terkait peristiwa itu. "Korban yang luka sudah berada di Rumah Sakit Sari Asih untuk menjalani perawatan," ujar Alip.


Alip menuturkan, proses evakuasi jenazah para korban memerlukan waktu lantaran kondisi cuaca dan medan yang sulit karena terhalang besi-besi yang ada di lokasi. Kapolsek mengatakan, proses evakuasi sendiri melibatkan anggota Polres Jakarta Selatan, Polres Ciputat, pekerja proyek, dan dinas pemakaman.


Dalam insiden itu, dua saksi yang merupakan karyawan pekerja proyek sudah dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan untuk menjalani pemeriksaan. Polisi juga akan menyelidiki penyebab insiden tersebut. Saat ini, di lokasi kejadian petugas telah memasang garis polisi. Kasus ini dilimpahkan dan dalam penanganan Polres Metro Jakarta Selatan.


















00.00 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger